Kumpulan Info-Info Menarik dan Terpecaya

Translate

Wajib Tahu, Pemicu Gangguan Pola Makan

Author Jadmiko Eryadi - -
Home » » Wajib Tahu, Pemicu Gangguan Pola Makan

Obesitas adalah kasus yang jumlah penderitanya terus meningkat setiap tahun. Hal ini terkait dengan kesadaran seseorang dalam menjaga berat badan yang dapat memperparah tingginya kasus gangguan pola makan atau eating disorder.

Menariknya, gangguan makan ini merupakan salah satu kondisi yang jarang disadari atau terdeteksi oleh penderita. Ini karena faktor psikologis amat memegang peranan cukup besar.

"Sebenarnya musuh terbesar gangguan makan ini adalah diri sendiri. Pola pikir dan persepsi yang salah mengenai penurunan berat badan inilah yang menyebabkan gangguan ini terjadi," kata Psikolog Tara de Thouars, saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 19 Februari 2013.

Mereka yang mengalami gangguan ini juga dapat dilatarbelakangi karena kondisi emosional atau emotional overeating. Makanan dianggap sebagai jalan keluar untuk melarikan diri dari masalah, stres, depresi, bahkan perasaan negatif.

Sementara itu pengamat gaya hidup, dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt menambahkan bahwa gangguan makan ini bukan hanya terjadi karena faktor dari dalam diri sendiri sendiri saja, melainkan ada kelainan dalam otak penderita gangguan makan ini.

Otak memiliki bagian yang mengatur soal memori, pengendalian nafsu makan, suasana hati, kepedulian, dan penghargaan pada diri sendiri. Bagian inilah yang kemungkinan mengalami gangguan. Dengan kata lain, otak mengalami ketidakseimbangan neurotransmitters.

Berikut adalah beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pola makan:

- Memiliki masa lalu atau pengalaman yang tidak menyenangkan (komentar tak menyenangkan dari anggota  keluarga atau sahabat mengenai penampilan, tubuh, dan pola makan).
- Memiliki masalah dalam mengkomunikasikan kebutuhan dan emosi. Artinya tidak memiliki kendali atas diri     sendiri.
- Depresi.
- Rentan terhadap kesempurnaan.
- Obesif atau terobsesi pada makanan.
- Evaluasi diri rendah.
- Sangat mengutamakan kontrol diri (dapat berujung pada gangguan makan anoreksia).
- Memiliki hambatan emosi.
- Memiliki standar yang tinggi.
- Pola berpikir hitam putih.
- Merasa tidak puas pada diri sendiri.
- Merasa diri sendiri banyak kekurangan.
- Sejarah keluar yang memiliki gangguan makan (diet).
- Obesitas saat masa anak-anaka dan obesitas orang tua.
- Gangguan suasana hati.